Pages

Friday, February 27, 2009

Hikmah di balik Fithnah

Oleh : Muhammad Luthfi Ghozali

Hati hamba-Nya ketika saatnya hidup dari kematian panjang, supaya di dalamnya ada nur dari-Nya, sebagaimana firman-Nya: “Dan bukankah yang mati kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?”. QS: al-An’am ayat 122. maka terkadang dinyalakan api fitnah untuk membakar kotoran dan sampah yang ada di dalamnya.

Ketika kobaran api fitnah telah membakar dosa sehingga karakter tidak terpuji dan kesombongan menjadi sirna, karena diri terasa tidak berharga dan eksistensi sudah tidak berarti, maka hujan rahmat diturunkan bersama pengampunan, sebagai buah ibadah dan taubatan nasuha ketika keduanya sudah dilakukan. Kemudian bibit iman kembali tumbuh dan bersemi, keyakinan ditancapkan, mutiara-mutiara hikmah menjadi kekayaan yang terjaga sebagai simpanan di dalam dada orang yang merdeka.

Seperti hutan ketika terbakar, dahan dan ranting telah menjadi abu dimakan api. Ketika hujan diturunkan, maka bibit baru trubus dan bersemi kembali. Itulah anugerah azaliyah ketika sedang berbicara, ia tidak peduli walau yang ditarbiyah tidak mengerti.









0 comments:

Post a Comment

Popular Posts