Pages

Wednesday, March 18, 2009

ASAL MULA TAAT DAN MAKSIAT

Oleh : Muhammad Luthfi Ghozali

اَصْلُ كُلِّ مَعْصِيَةٍ وَغَفْلَةٍ وَشَهْوَةٍ الرِّضَا عَنِ النَّفْسِ وَاَصْلُ كُلِّ طَاعَةٍ وَيَقْظَةٍ وَعِفَّةٍ عَدَمَ الرِّضَا مِنْكَ عَنْهَا

Asal mula sumber segala kemaksiatan dan kelupaan serta kuatnya dorongan syahwat adalah senang memperturutkan nafsu, dan asal mula sumber segala keta’atan dan kesadaran serta kehormatan adalah ketiadaan senang darimu dari memperturutkan nafsu.(Hikam Ibnu Atho’illah)

Meskipun nafsu cenderung mengajak kepada kejelekan, tetapi ia tidak boleh dimatikan. Kalau dimatikan berarti manusia terjebak dalam kejumudan. Maka nafsu harus disiasati dan dikendalikan, jika tidak, maka manusia akan menjadi pesuruh kepentingan.

Hobi memperturutkan nafsu menjadi muassal kejelekan. Mendorong kejahatan dan kemaksiatan, membentuk sifat-sifat yang tercela dan melahirkan kemunafikan. Sedangkan “tidak senang” memperturutkan nafsu merupakan muassal keta’atan dan pengabdian, menjaga kesadaran dan mengokohkan kehormatan.

Ibarat api, nafsu harus dijaga dan dikendalikan, supaya kehidupan membagi kemanfaatan. Jika nafsu dibiarkan, terlebih ikut membonceng dalam kebajikan, maka ia akan menghanguskan impian dan harapan, berarti seorang pejalan akan tersesat dalam kekecewaan. Dengan nafsu dan setan manusia cenderung berbuat kemaksiatan, dengan ruh dan malaikat manusia cenderung berbuat ketaatan. Sedangkan akal dan ilmu harus menentukan pilihan. Ketika akal mengikuti nafsu dan setan, berarti manusia berbuat maksiat dan dosa namun ketika mengikuti ruh dan malaikat, berarti manusia berbuat taat dan mendapat pahala.

Hati adalah tempat cinta kasih, baik kepada sesama maupun kepada Sang Pencipta, juga penguasa di dalam ronga dada yang terjaga. Sedangkan nafsu dan akal bagaikan prajurit-prajurit atau sarana, manakala hati dapat mengatur roda kehidupan, menggerakkan segala perangkat supaya manusia mampu membangun cinta dan membagi pengabdian.

Manakala hati dikuasai oleh nafsu sehingga manusia cenderung memperturutkan syahwat dan hawa, maka itulah muassal dan sebab-sebab timbulnya segala kejahatan. Karena dengan menggunakan segala kecerdikan, hati menjadi perencana tunggal setiap kejahatan yang dilakukan.

Apabila hati dapat mengendalikan tentara supaya manusia dapat mencintai dan mengabdi, berarti itulah hati yang senang kepada kebaikan. Dengan itu akan menjadi pangkal segala kebaikan dan kebajikan, karena hati menjadi perencana setiap diam dan gerak yang dilakukan.








1 comments:

  1. Thank's pak dah ngeShared petuah-petuah..... Lanjutkan !!!

    ReplyDelete

Popular Posts