Pages

Wednesday, March 25, 2009

Pengumuman BK

Pengumuman

Bagi Mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah BK (dosen Ajib Susanto) untuk pertemun ke 2 di Lab. D.2.F Sabtu, 28 Maret 2009 perkuliahan dimulai jam 09.00.

Mohon dipersiapkan desain halaman depan untuk web-nya dan segera memulai membuat tugas dan dipersiapkan nama domain dan hostingnya.

Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.








Read More...

Syaikh Mustofa ke Semarang

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh

Syaikh Mustofa hari ini Rabu, 25 Maret 2008 datang ke Semarang, dengan agenda sebagai berikut :

Rabu, 25 Maret 2009
- Siang rawuh/datang
- Malam Gambang Syafaat

Kamis, 26 Maret 2009
- Pagi pengajian di dr. Bowo, Kagok
- Abis Maghrib Pengajian Kitab Tanwirul Qulb dan Khatamul Kwajagan di Airlangga (Pa Rosyad)

Jum'at, 27 Maret 2009
- Jam 11, Khotbah Jum'at di MAJT
- Jam 13-15 Pengajian Ibu-ibu di MAJT
- Jam 19.00 ON AIR di Radio DAIS, MAJT

Sabtu, 28 Maret 2009
- ke Sumbawa, NTT

Sumber : Mufid

Bagi rekan-rekan yang berkeinginan hadir dipersilahkan meyesuaikan jadwal seperti di atas.

Jadwal lengkap klik disini.

Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh








Read More...

Wednesday, March 18, 2009

ASAL MULA TAAT DAN MAKSIAT

Oleh : Muhammad Luthfi Ghozali

اَصْلُ كُلِّ مَعْصِيَةٍ وَغَفْلَةٍ وَشَهْوَةٍ الرِّضَا عَنِ النَّفْسِ وَاَصْلُ كُلِّ طَاعَةٍ وَيَقْظَةٍ وَعِفَّةٍ عَدَمَ الرِّضَا مِنْكَ عَنْهَا

Asal mula sumber segala kemaksiatan dan kelupaan serta kuatnya dorongan syahwat adalah senang memperturutkan nafsu, dan asal mula sumber segala keta’atan dan kesadaran serta kehormatan adalah ketiadaan senang darimu dari memperturutkan nafsu.(Hikam Ibnu Atho’illah)

Meskipun nafsu cenderung mengajak kepada kejelekan, tetapi ia tidak boleh dimatikan. Kalau dimatikan berarti manusia terjebak dalam kejumudan. Maka nafsu harus disiasati dan dikendalikan, jika tidak, maka manusia akan menjadi pesuruh kepentingan.

Hobi memperturutkan nafsu menjadi muassal kejelekan. Mendorong kejahatan dan kemaksiatan, membentuk sifat-sifat yang tercela dan melahirkan kemunafikan. Sedangkan “tidak senang” memperturutkan nafsu merupakan muassal keta’atan dan pengabdian, menjaga kesadaran dan mengokohkan kehormatan.

Ibarat api, nafsu harus dijaga dan dikendalikan, supaya kehidupan membagi kemanfaatan. Jika nafsu dibiarkan, terlebih ikut membonceng dalam kebajikan, maka ia akan menghanguskan impian dan harapan, berarti seorang pejalan akan tersesat dalam kekecewaan. Dengan nafsu dan setan manusia cenderung berbuat kemaksiatan, dengan ruh dan malaikat manusia cenderung berbuat ketaatan. Sedangkan akal dan ilmu harus menentukan pilihan. Ketika akal mengikuti nafsu dan setan, berarti manusia berbuat maksiat dan dosa namun ketika mengikuti ruh dan malaikat, berarti manusia berbuat taat dan mendapat pahala.

Hati adalah tempat cinta kasih, baik kepada sesama maupun kepada Sang Pencipta, juga penguasa di dalam ronga dada yang terjaga. Sedangkan nafsu dan akal bagaikan prajurit-prajurit atau sarana, manakala hati dapat mengatur roda kehidupan, menggerakkan segala perangkat supaya manusia mampu membangun cinta dan membagi pengabdian.

Manakala hati dikuasai oleh nafsu sehingga manusia cenderung memperturutkan syahwat dan hawa, maka itulah muassal dan sebab-sebab timbulnya segala kejahatan. Karena dengan menggunakan segala kecerdikan, hati menjadi perencana tunggal setiap kejahatan yang dilakukan.

Apabila hati dapat mengendalikan tentara supaya manusia dapat mencintai dan mengabdi, berarti itulah hati yang senang kepada kebaikan. Dengan itu akan menjadi pangkal segala kebaikan dan kebajikan, karena hati menjadi perencana setiap diam dan gerak yang dilakukan.








Read More...

Rahasia Dibalik Pujian

Oleh : Muhammad Luthfi Ghozali

مَنْ اَكْرَمَكَ اِنَّمَا اَكْرَمِ فِيْكَ جَمِيْلَ سِتْرِهِ , فَالْحَمْدُ لِمَنْ سَتَرَكَ لَيْسَ الحَمْدُ لِمَنْ اَكْرَمَكَ وَشَكَرَكَ.

Orang yang memuliakanmu sesungguhnya hanyalah memuliakan keindahan penutup Allah yang ada pada dirimu, maka segala pujian hanyalah kepada Dzat Yang Menutupimu, bukanlah pujian itu ditujukan kepada orang yang memuliakan dan menerimamu.(Hikam Ibnu Atho’illah)

Setiap yang mulia mesti dipuji dan setiap yang hina terkadang dicela. Itulah sifat manusia. Namun ketika dipuji, itu bukan sebab manusia menjadi mulia, tetapi sifat kemuliaan Dzat yang Maha mulia menutup sifat yang hina. Itulah sifat khususiyah. Dengan sifat khususiyah itu, sifat basyariyah yang semestinya hina menjadi tampak mulia.

Ketika sifat basyariyah yang semestinya hina menjadi mulia, itu semata karena dibungkus sifat khususiyah yang azaliyah. Dengan sifat khususiyah maka manusia pantas dimuliakan sesama manusia. Namun yang dimuliakan itu sejatinya bukan sifat manusia secara basyariyah melainkan keindahan sifat khususiyah yang menutupi sifat basyariyah. Itulah keadaan orang-orang yang bertakwa. Mereka mulia dan dimuliakan orang karena batinnya mulia. Hal itu disebabkan, karena hati mereka telah disinari sifat kemuliaan yang memancar dari kemuliaan Tuhan Semesta Alam.

Yang dimaksud hati bukan gumpalan daging yang ada di dalam lambung manusia. Gumpalan itu hanyalah hamparan dimana hati sanubari yang batin bertahta. Jasad-jasad kasar yang hina sebagai rumah tempat tinggal “ruh kehidupan” akan menjadi mulia, namun itu apabila ruh kehidupan dipancari “Nur kemuliaan” dari Dzat Yang Maha Mulia. Seperti kegelapan malam ketika sirna dan ufuk bumi menjadi terang benderang, itu bukan karena bumi memancarkan cahaya, tetapi matahari sedang menampakkan senyuman. Kalau ada kemuliaan di atas kehinaan, sesungguhnya itu bukan milik yang kasar lagi hina, tetapi sekedar penutup dari Yang Maha Mulia.

Ketika orang memuliakanmu karena engkau memang pantas dimuliakan, ketika orang menghormatimu karena engkau memang terhormat, itu sejatinya bukan karena orang itu menghormatimu akan tetapi menghormati penutup keindahan yang menutupi dirimu. Maka hanya kepada Allah, segala pujian pantas dikembalikan.

Oleh karena pujian adalah pakaian kebesaran-Nya, maka hanya Yang Maha Besar yang pantas memakainya. Mohonlah perlindungan kepada Allah dari kebesaran yang bukan milikmu. Jika tidak, maka engkau akan tertindih oleh kebesaran itu sehingga dirimu menjadi hina sebab pujian itu.

Padahal setiap jiwa senang dipuji, apalagi memang ia pantas dihormati. Akan tetapi hati yang ringkih tidak selamanya tahan dipuji, bahkan ia menjadi lebih kuat ketika sedang diuji. Apabila pujian sedang datang menguji, maka kembalikanlah pujian itu kepada yang sedang menguji, dengan itu engkau menjadi kuat baik sedang di puji maupun diuji.

Memang manusia merupakan makhluk yang mengherankan, ketika ujian sedang datang menghantam terkadang kehinaan menjadikan jiwanya semakin matang. Namun ketika giliran pujian orang sedang berdatangan, maka kehormatan semu yang terkadang hanya kamulflase dan bahkan bentuk kemunafikan menjadikan hatinya sempat mabuk kepayang. Selanjutnya kesombongan kosong menjadikan sebab kehancuran.

Adakalanya ketika manusia sedang terhimpit dan mengharapkan pertolongan, saat itu mereka justru mampu menjalankan peran. Bersabar meski di dalam kekurangan, bahkan menjalani kehinaan walau di dalam keterpaksaan, sehingga mereka mendapatkan kemanfaatan, karena berhasil mendapat simpatik orang. Namun anehnya ketika manusia sedang mampu memberi pertolongan. Sehingga mereka pantas mendapat penghormatan. Kemuliaan semu dan bahkan hanya kemunafikan dari orang-orang yang mencari perhatian, menjadikan kesombongan mampu menggantikan kedudukan kemuliaan. Itu karena manusia telah merasa berjasa. Merasa bangga karena hanya kepada dirinya orang membutuhkan pertolongan.

Bagi orang beriman, cacian dan pujian sejatinya sama-sama ujian. Dengan cacian berarti mendapat tusukan dari luar badan, dengan pujian mendapat tusukan dalam perasaan. Oleh karena tusukan dari dalam itu mengenakkan, maka jarang orang dapat bertahan dalam pujian orang. Sehingga pujian malah menjadi penyebab kehancuran. Karena dengan pujian hati yang ringkih menjadi terlena, disebabkan karena setiap yang mengenakkan pasti melalaikan.








Read More...

Friday, March 13, 2009

4 Persibo v Pelita Jaya 3

BOJONEGORO - Sejarah baru diukir Persibo Bojonegoro. Untuk kali pertama, tim asal Kota Ledre tersebut menembus babak delapan besar Copa Indonesia. Persibo lolos setelah membenamkan Pelita Jaya Jawa Barat 4-3 (1-1) pada second leg babak 16 besar Copa Indonesia IV di Stadion Letjen H. Soedirman, Bojonegoro, kemarin (12/3). Empat gol Laskar Angling Dharma (julukan Persibo) dicetak Iswandi Da'i pada menit ke-25, Nurhidayat (60'), Samsul Arif (72'), dan Varney Pas Boakay (75'). Sedangkan tiga gol Pelita Jaya diceploskan Yusmadi pada menit ke-21 dan James Koko Lomell (78' dan 90').

Dengan hasil tersebut, Persibo lolos dengan selisih gol 5-3. Pada first leg di kandang Pelita Jaya, Stadion Jalak Harupat, Bandung, Persibo memetik kemenangan 1-0. Pada Copa Indonesia sebelumnya, Persibo hanya mampu lolos ke babak 32 besar.

"Kami ingin jumpa Persija atau tim besar lainnya," koar Manajer Persibo Bojonegoro Letkol Inf Dadang Hendaryudha kemarin (12/3).

Namun, lanjut dia, para pemain dan tim tidak besar kepala. "Mereka harus mempersiapkan diri dengan baik di babak delapan besar," tegasnya. Alasannya, mayoritas tim yang menembus babak 16 besar berasal dari level tertinggi sepak bola Indonesia, Djarum Indonesia Super League (DISL). Sedangkan Persibo saat ini berada di level kedua, yakni Divisi Utama.

Pelatih Persibo Sartono Anwar kepada Radar Bojonegoro (Jawa Pos Group) menjelaskan, kemenangan atas Pelita Jaya merupakan hasil kerja keras tim. Hanya, dia menyayangkan lunturnya konsentrasi anak asuhnya pada menit-menit terakhir. Akibatnya, Pelita Jaya mampu mencetak dua gol. (ade/jpnn/diq)









Read More...

Tuesday, March 10, 2009

Materi ANSI Fakultas Ekonomi(2)

Materi ANSI tahap #2 untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro udah dapat di download pada link dibawah.

1. Contoh Kajian Jurnal
2. Contoh Analisis
3. Materi Alat Model
4. Materi DFD

Semoga bermanfaat dan selamat belajar.








Read More...

Monday, March 2, 2009

Do'a Yang Dikabulkan

Oleh : Muhammad Luthfi Ghozali

Ketika do’a-do’a yang dipanjatkan semata-mata sebagai bentuk perwujudan ibadah yang ikhlas dan tidak karena dorongan hawa nafsu dan angkara murka, sehingga amal yang hadits menyatu dengan amal yang qodim dalam kesatuan kehendak yang suci, maka berarti do’a-do’a itu sejatinya hanyalah memancar dari kehendak azaliyah yang diciptakan pada dimensi hadits. Do'a tersebut hanyalah tercipta sebagai sebab, sedangkan ijabah merupakan kehendak yang qodim dan azali sebagai akibat.

Jadi, ijabah itu diturunkan bukan karena Allah memperturutkan kehendak hamba-Nya yang hadits, tetapi, oleh karena seorang hamba telah mampu membangun sebab dengan sempurna, maka ijabah itu didatangkan sebagai akibat secara sempurna pula. Oleh sebab itu, apabila engkau harus berdo’a karena itu merupakan kewajiban yang harus engkau jalankan, maka berdo’alah. Dengan do’a itu supaya engkau mendapatkan pertolongan untuk menjalankan segala kewajiban yang akan datang.








Read More...

Popular Posts